Indahnya Ranu Manduro 'New Zealand' ala Mojokerto
Sebelumnya, Ranu Manduro merupakan bekas lahan pertambangan. Namun, akibat curah hujan yang tinggi saat itu, kawasan ini berubah menjadi danau.
Saat musim hujan, kawasan bekas tambang ini menjadi lebih hijau karena banyak ditumbuhi rumput. Selain itu, kawasan di sekitar telaga juga menjadi lebih hijau dan asri.
Banyak yang menyebutkan bahwa Ranu Manduro merupakan New Zealand-nya Indonesia. Namun, sayangnya akses menuju Ranu Manduro tak seindah pemandangan yang disajikan. Kawasan bekas pertambangan ini dulunya menjadi tempat untuk menimbun lumpur.
Menurut salah satu warga Desa Manduro, Ranu Manduro mulai ramai didatangi pengunjung yang penasaran dengan keindahan Ranu Manduro, sejak dua pekan lalu.
Para pengunjung tertarik datang karena penasaran setelah menyaksikan foto dan video yang banyak beredar di media sosial.
Padahal Ranu Manduro bukan merupakan sebuah tempat atau kawasan yang dipersiapkan sebagai kawasan wisata.
Pemandangan indah di lokasi bekas kawasan pertambangan Sirtu tersebut, terbentuk secara alami. Rumput dan aneka tumbuhan yang tumbuh di Ranu Manduro mulai terlihat indah saat memasuki musim hujan, beberapa bulan lalu.
Ranu Manduro di Tutup
Namun, setelah beberapa hari viral, area Ranu Manduro langsung dipadati pengunjung hingga penuh sesak.
Tidak hanya dari dalam kota mojokerto sendiri, banyak sekali orang-orang dari luar kota berbondong-bondong memadati kawasan tersebut.
Pada hari jumat 28 februari 2020 resmi ditutup untuk sementara. Terlihat papan pengumuman pada plang besi yang tertulis 'Dilarang Keras Memasuki Wilayah Pertambangan Tanpa Izin' terpasang di pintu masuk menuju kawasan tersebut.
Penutupan tersebut dilakukan oleh pemilik lahan dari PT Wira Bumi.
